Kuliner Khas Makassar

 Setiap daerah punya kuliner khas, dan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan untuk berkunjung ke daerah tersebut. Jadi sebisa mungkin kita mempertahankan kuliner khas daerah kita masing-masing baik dari segi rasa, aroma maupun tampilan.

Berikut ini beberapa kuliner khas Makassar :


1. Coto

kuliner ini menggunakan bahan dasar daging sapi/kerbau yang direbus sampai lunak kemudian dipotong-potong kecil lalu dimasukkan ke dalam mangkok dan disiram dengan kuah coto yang mengandung kacang dan bumbu lainnya, ditambah dengan taburan daun seledri dan bawang goreng sehingga aroma yang ditimbulkan semakin menggugah nafsu untuk segera menyantapnya. Sebelum disantap tidak lupa menambahkan sambal dan perasan jeruk nipis. Coto ini tidak lengkap rasanya kalau tidak disandingkan dengan ketupat meskipun ada juga orang yang mencampurkan dengan buras. Tidak mengapa ! Setiap orang punya selera yang berbeda.

Dulu jaman saya kecil kuliner ini hanya bisa didapatkan pagi hari sampai jam 10-an tapi sekarang dengan mudahnya kita menemukan sampai malam hari bahkan ada yang sampai dini hari dengan label Coto begadang.


2. Konro

kuliner berbahan dasar iga sapi/kerbau yang direbus sampai empuk dan dagingnya bisa terlepas dengan mudahnya dari tulang pada saat mau disantap.

Konro ada 2 macam :

1. Sop konro

Iga yang telah matang dimasukkan ke dalam piring lalu disiram dengan kuah Konro, taburan daun seledri dan bawang goreng, selanjutnya ditambahkan sambal dan perasan jeruk nipis

2. Konro bakar

Iga yang telah matang kemudian dipanggang sehingga aroma yang ditimbulkan sangat khas. Setelah harum dan berubah warna ditempatkan ke dalam piring lalu disiram dengan saus kacang dan bawang goreng.

Sop konro dan konro bakar ini biasanya disantap dengan nasi.




3. Pallubasa

Berbahan dasar daging sapi/kerbau yang dicampur dengan kelapa parut sangrai yang telah dihaluskan. Biasanya disajikan dengan nasi.

Jaman saya kecil kuliner ini ada yang menjajakan pada malam hari tepatnya setelah shalat magrib entah itu cuaca bersahabat maupun hujan disertai angin kencang penjual ini tetap setia dengan pikulan jualannya. Pallubasa ini disimpan dalam wadah panci tanah liat yang berukuran besar.


4. Sop saudara

Berisikan potongan daging, paru, perkedel kentang berbentuk bulat dan soun. Kemudian ditambah kuah, taburan daun seledri dan bawang goreng, serta sambal dan perasan jeruk nipis. Terkadang ada yang menambahkan dengan telur asin.
Kuliner ini biasanya disantap dengan nasi.



5. Toppa lada daging

Daging sapi/kerbau yang telah dipotong agak melebar ditambah air asam dan garam lalu direbus sampai empuk.
Buat sambal yang campurannya sereh, lengkuas, bawang putih, bawang merah, cabai kecil dan agak banyakan cabai besar. Kemudian sambalnya ditumis dengan tambahan sedikit kuah sisa dari masakan daging. Setelah sambalnya  matang lalu campurkan daging. Masak sambil diaduk hingga daging dan sambal tercampur secara merata. Cara di atas ala saya ya teman-teman.
Toppa Lada Daging siap disantap dengan ketupat, buras, gogos ataupun nasi.




6. Sambal goreng daging

Daging yang telah dipotong-potong kecil diberi air asam, garam, sereh dan lengkuas yang telah dimemarkan lalu dimasak sampai empuk. Kemudian daging digoreng sebentar dengan sedikit minyak. Tumis bumbu, kecap, dan sedikit kuah sisa masakan daging. Tambahkan daging dan kentang yang telah digoreng. Aduk sampai rata. Tambahkan taburan bawang goreng.

Potongan daging dan kentang sesuai selera . Bisa memanjang atau kotak.

Itu cara saya ya. Mungkin cara teman-teman yang lain beda. Yang pasti ini kuliner favorit ibu saya yang harus ada di setiap lebaran. Dan kata ibu saya "enak". Hhaha...ya iyalah itu masakan putrinya. Tapi benar deh selera kuliner ibu saya itu lumayan tinggi mulai dari segi tekstur, rasa, aroma maupun tampilan. Berarti benar-benar enak dong 😆

Kuliner ini bisa disajikan dengan ketupat, buras, gogos maupun nasi.



7. Sop ubi

Berisikan potongan-potongan kecil ubi goreng, mie, soun, tauge, kacang goreng, irisan daging dan telur rebus. Kemudian diberikan siraman kuah kaldu sop, lalu taburan daun seledri dan bawang goreng serta perasan jeruk nipis.



8. Juku Pallu ce'la

Juku artinya ikan, Pallu artinya masak, ce'la artinya garam. Jadi juku pallu ce'la artinya ikan yang dimasak dengan garam.

Ikan dimasak dengan garam dalam jumlah agak banyak, kunyit bubuk, potongan sereh dan lengkuas.

Ikan ini biasanya saat mau disantap diberikan perasan jeruk nipis, atau dicocol dengan sambal kecap/terasi. Disajikan dengan tumis kangkung atau sayur bening /sayur asem.

Kalau masih ada yang tersisa pada saat habis makan malam dimasukkan ke kulkas dan keesokan harinya digoreng lalu diberikan perasan jeruk.

Bisa juga ala saya, buatkan tumisan sambal bawang dengan campuran tomat yang agak banyak sehingga pedasnya biasa saja (seperti ikan kaleng) lalu masukkan ikan goreng tersebut ke dalam tumisan sambal, diaduk sampai merata. Angkat dan rasakan tekstur, rasa dan aromanya itu sangat beda dengan ikan goreng lainnya. Silakan dicoba !



9. Juku Pallu mara

Ikan yang dimasak dengan campuran air asam, potongan sereh dan lengkuas, kunyit bubuk, garam. Setelah airnya tersisa sedikit/agak mengental biasanya ditambahkan tumisan bawang goreng dan cabai yang masih muda. Mantap aromanya👍siap disantap dengan nasi



10. Burasa

Terbuat dari beras biasa yang dikukus hingga setengah matang lalu masukkan ke dalam baskom yang berisi santan dan sedikit garam. Aduk-aduk hingga semua santan meresap ke dalam beras kemudian kukus kembali hingga matang lalu dìnginkan kemudian dibungkus daun pisang dan diikat dengan tali rafia. Masak hingga matang.



11. Tumbu'

Tumbu ada 2 macam :

1. Tumbu' ase koasa (tumbu' beras biasa)

Bahan dan proses pembuatannya sama dengan burasa. Yang membedakan tumbu' ini dibuat bulat berlapis-lapis dalam satu bungkusan daun pisang yang panjang dan kedua ujungnya ditutup dengan tusukan lidi

2. Tumbu' ase punu' (tumbu' beras ketan)

Proses pembuatannya sama dengan tumbu' beras biasa. Yang membedakan hanya pada bahan utamanya yaitu menggunakan beras ketan. Tumbu' ini ada 2 macam :
1. Tumbu' ase punu' kebo (tumbu ketan putih)
2. Tumbu' ase punu' le'leng (tumbu ketan hitam)




12. Gogoso

Terbuat dari beras ketan putih atau hitam. Proses pembuatannya sama dengan burasa. Hanya pada waktu matang dilanjutkan dengan proses pembakaran di atas bara api.
Gogoso ada 2 macam :
1. Gogoso tanpa isi
Gogoso ini biasanya disantap dengan telur asin
2. Gogoso kambu/gogos isi
Isian Gogoso kambu ini ada beberapa macam, yaitu : ikan, ayam, abon.


13. Lappa' lappa'

Terbuat dari beras ketan putih/hitam dan dibungkus dengan daun kelapa.
Proses pembuatan sama dengan burasa.



14. Kaddo minnya'

Terbuat dari beras ketan, santan, garam, minyak goreng, bawang goreng dan racikan bumbu khas kaddo minnya'.

Kaddo minnya' ini biasanya ditemukan pada momen masuk rumah baru, nikahan, aqiqah, sunatan, dan ritual lainnya. Yang tengahnya itu diisi dengan ayam kampung goreng.

Sekarang sudah ada beberapa gerai yang menjual kuliner ini dengan aneka pilihan lauk pauk bahkan bisa diorder secara online


15. Pisang epe

Terbuat dari pisang kepok setengah matang yang dibakar di atas bara api sampai setengah matang lalu dipipihkan kemudian dibakar kembali hingga matang. Selanjutnya diberikan siraman gula merah aneka rasa sesuai selera.


16. Pisang hijau

Pisang raja rebus yang dibalut dengan kulit adonan berwarna hijau kemudian diberikan siraman saus dan sirup merah lalu ditambahkan es batu jika suka.



17. Pallubutung

Pisang kepok rebus diberikan siraman saus, sirup merah dan es batu.


18. Sarabba

Terbuat dari gula merah dan jahe yang direbus lalu disaring. Jenisnya ada yang original, pakai susu, pakai telur. Biasanya disantap dengan gorengan, dan ini dijual pada sore hingga malam hari.

Sarabba susu


19. Jalangkote

Terbuat dari kulit adonan yang biasanya berisi campuran potongan kentang dan wortel, mie, bihun, daun seledri, daun bawang bahkan ada yang menambah irisan daging dan telur yang tentunya harganya akan lebih mahal.

Laris tidaknya jalangkote ini tergantung pada sambal cair. Semakin enak sambalnya maka semakin laris pula si jalangkote tersebut.



20. Onde onde

Bentuknya bulat.
Terbuat dari tepung ketan yang diisi tengahnya potongan gula merah lalu direbus. Setelah matang dibalur dengan parutan kelapa setengah tua.

Onde onde biasa juga disebut umba umba. Dulu Kuliner ini biasanya ditemukan pada acara nikahan, masuk rumah baru, aqiqah, sunatan, syukuran (hari lahir, buka usaha baru, habis beli mobil dan motor baru) dan beberapa ritual adat lainnya. Tetapi sekarang sudah ada beberapa gerai kue yang menjual.

Konon Onde onde ini ada filosofinya jika dimakan pada waktu-waktu tertentu dipercaya akan membuat hidup kita menjadi lebih baik.


21. Kope' langi'

Bahan dan proses pembuatannya mirip onde onde.
Yang membedakan bentuknya dibuat seperti biji nangka lalu dipipihkan. Setelah matang dibalur dengan kelapa parut lalu ditaburi dengan gula pasir.




22. Baje

Terbuat dari beras ketan yang telah dikukus lalu dicampur gula merah cair dan santan. Ketiganya dimasak dalam wajan dan diaduk sampai agak mengering, lalu dipadatkan dalam loyang.

Kuliner ini salah satu antaran seserahan selain onde onde, dodoro, dan lain lain oleh pihak mempelai pria yang wajib ada saat nikahan.


23. Dodoro

Berbahan tepung ketan, gula merah dan santan yang dimasak di penggorengan hingga mengental, padat dan berminyak.
Biasa dijumpai di acara nikahan.



24. Cucuru bayao

Bentuk bulat agak pipih dan berwarna kuning.
Terbuat dari campuran telur bebek yang telah dikocok dan kenari yang telah dihaluskan. Setelah tercampur rata kemudian dicetak dan dikukus. Setelah dingin disiram dengan air gula pasir. Biarkan air gulanya meresap. Kalau suka dingin bisa dimasukkan ke kulkas. Kuliner ini tahan beberapa hari.
Biasa dijumpai pada acara nikahan, lebaran.



25. Biji nangka

Bentuknya seperti biji nangka, warna kuning.
Terbuat dari kentang kukus diolah dengan kenari, telur, jeruk nipis.
Seperti cucuru bayao, biji nangka juga direndam dengan air gula pasir sebelum disantap.



26. Barongko

Terbuat dari pisang kepok yang sangat matang dan sudah dihaluskan dengan kocokan tangan, santan, gula pasir, telur dan sedikit garam. Kemudian dibungkus daun pisang dan dikukus.

Tetapi belakangan ini ada yang membuat dengan menambahkan susu dan bubuk agar agar serta proses pembuatannya diblender. Tentu saja tekstur dan rasa sudah beda.
Kalau ditanya saya suka yang mana ? Jawabnya saya suka yang original karena tidak membuat saya cepat bosan. Untuk itu saya jarang membeli barongko karena saya ragu akan bahan yang digunakan dan proses pembuatannya.
Untuk memuaskan selera, saya membuatnya sendiri walaupun kadang tidak menggunakan daun pisang karena buatnya tanpa perencanaaan. Saya gunakan loyang. Meskipun aroma daun pisangnya tidak ada tetapi tekstur dan rasa sudah sesuai dengan selera saya.



27. Kaddo boddong

Kulitnya diibuat dari tepung ketan lalu diisi dengan campuran kelapa parut setengah tua dan gula pasir. Bentuk seperti dadar.


28. Sikaporo

Telur bebek dan gula pasir dikocok hingga larut lalu dicampur santan dan pasta pandan kemudian kukus. 


29. Sari manis

Sukun yang telah dikukus dihaluskan lalu dibentuk bulat agak pipih kemudian celupkan ke dalam kocokan telur. Lanjut goreng. Setelah semuanya selesai digoreng guyur dengan gula merah cair. Biarkan air gula meresap. Jika sika dingin masukkan ke kulkas dengan wadah tertutup agar cemilannya tidak mengeras.



30. Tarajjong

Singkong yang telah dikukus dilumatkan pakai gelas (jangan terlalu halus) lalu campur dengan gula merah yang telah diparut kasar. Setelah tercampur rata bulatkan dan pipihkan lalu celup ke dalam adonan kental kemudian goreng.



31. Songkolo Bandang

Singkong yang telah diparut diberi pisang tengahnya dan dibentuk lonjong agak pipih lalu dikukus. Setelah matang dibalur dengan kelapa parut setengah tua dan ditaburi gula pasir.
 

32. Bassam

Terbuat dari jagung kering yang dimasak beberapa jam. Setelah matang dicampur terigu yang telah dilarutkan. Masak kembali sambil diaduk. Setelah terigunya merata, campurkan santan. Aduk sampai  santan mendidih. Angkat. 
Saat kuliner akan disantap tambahkan gula pasir sesuai selera.



33. Bayao pannyu

Bahan dan proses pembuatannya mirip dengan onde onde.
Yang membedakan pada isian dan baluran.
Isian cemilan ini adalah unti kelapa. Sedang balurannya adalah tepung terigu/beras/tapioka/maizena sangrai.


34. Bua sappang

Bahan tepung ketan yang diuleni sampai kalis lalu dibentuk bulat dan diisi unti kelapa kemudian dibentuk setengah bulat memanjang. Selanjutnya goreng.


35. Burangasa

Kacang hijau yang telah direbus ditiriskan dan dicampur dengan gula pasir lalu dimasak kembali hingga agak mengering kemudian dibentuk bulat agak besar. Bulatan tersebut dicelup ke dalam adonan kental lalu goreng.


36. Toli toli

Terbuat dari tepung ketan, tepung beras, garam, gula merah cair yang dicampur jadi satu. Setelah kalis, adonan dibentuk menyerupai bentuk telinga lalu balur dengan wijen kemudian goreng.

Orang bugis ada yang menyebutnya roti berre.
Toli dalam bahasa Makassar artinya telinga


37. Roko' roko' cangkuning

Terbuat dari tepung beras yang dimasak dengan santan dan garam. Setelah matang dibungkus daun pisang dibentuk kerucut yang tengahnya diisi dengan bulatan adonan ketan hitam yang telah diisi unti. Selanjutnya kukus hingga matang.


38. Baroncong

Bentuknya seperti pukis tetapi ukurannya lebih besar.
Rasanya manis dan gurih.
Aromanya sangat kuat karena proses panggang menggunakan kayu bakar.
Terbuat dari terigu, gula pasir, kelapa parut setengah tua dan garam.
Cemilan ini banyak dijumpai di perempatan Hertasning - Toddopuli - Tamalate, tepatnya depan PLN dan Lapangan Emmy Saelan.


39. Palu

Meskipun namanya seperti kota tetangga tapi kue ini khas Makassar, dan tidak ada hubungannya juga dengan salah satu alat pertukangan. Entah kenapa dinamakan seperti itu. Kalau orang bugis ada yang menyebutnya labbu pesse, putu pesse.

Yang pasti kue ini enak. Rasanya manis, gurih dan tahan beberapa hari. Jika tepungnya belum dicampur kelapa lebih tahan lagi. Proses pembuatanya juga mudah dan cepat jika tepungnya sudah tersedia.

Terbuat dari beras ketan yang disangrai lalu digiling kemudian dicampur dengan gula merah dan kelapa setengah tua yang keduanya telah diparut lalu dipadatkan pada cetakan biar kokoh


40. Putu tongka

Berbahan tepung beras, kelapa parut setengah tua dan garam.
Bentuknya silinder panjang, cetakan terbuat dari bambu berdiameter kecil dan berukuran agak panjang. sehingga dinamakan putu tongka.
Kalau saya suka menyantapnya dengan juku' pallu mara dan sambal.

Putu Tongka + Sambal


41. Putu cangkir

Cemilan yang terbuat dari tepung beras, tepung ketan, gula merah/gula pasir, kelapa parut setengah tua.
Untuk mengeraskan adonan mengandalkan uap air.
Putu cangkir ini ada 2 macam :
  1. Putu cangkir golla eja, yaitu putu cangkir yang menggunakan gula merah.
  2. Putu cangkir golla kassi, yaitu putu cangkir yang menggunakan gula pasir

Belakangan ini ada varian baru, yaitu putu cangkir le'leng/putu cangkir hitam yang dibuat dari campuran tepung beras dan tepung ketan hitam.

Dalam bahasa Makassar :
Golla : gula
Eja : merah
Kassi : pasir


42. Putu Ambon

Terbuat dari tepung beras, tepung ketan, kelapa parut setengah tua, garam.
Semua bahan dicampur lalu dikukus dalam cetakan dengan isian gula merah.




43. Putu mayang

Berbahan singkong yang diparut kasar diberi pewarna sesuai selera lalu ditumpuk cantik dalam kukusan. Setelah dikukus diberikan kelapa parut setengah tua dan guyuran gula merah cair.


44. Putu kacang

Terbuat dari tepung kacang hijau dan gula pasir yang dicampur rata lalu dicetak sepadat mungkin kemudian dijemur di bawah terik sinar matahari sampai mengeras dan mengering.
Cemilan ini tahan lama.



45. Baruasa

Dibuat dari tepung beras yang telah disangrai dan kelapa parut sangrai yang telah dihaluskan, telur serta gula pasir/merah. Adonan kemudian dibentuk bulat pipih di atas loyang lalu dipanggang.
Baruasa ada 2 macam :
1. Baruasa golla kassi : menggunakan gula pasir

Baruasa Golla Kassi


2. Baruasa golla eja : menggunakan gula merah


46. Duri' duriang

Kue ini bentuknya lonjong, permukaannya dibentuk seperti duri dengan isian olahan kelapa parut setengah tua, gula merah dan durian. Sedang adonan terbuat dari terigu, telur, margarin.

Belakangan ini duri' duriang banyak kita jumpai dengan isian unti saja tanpa durian.


47. Bannang bannang

Bannang bannang dalam bahasa Makassar berarti benang yang saling membentuk jalinan.
Kue tradisional ini biasanya dijumpai di acara lamaran sampai nikahan. Berbahan dasar tepung beras, gula merah, minyak untuk menggoreng.


48. Se'ro se'ro

Bentuknya menyerupai timba yang terbuat dari daun nipah.
Biasanya dijumpai di acara lamaran sampai nikahan atau ritual lainnya.
Berbahan tepung beras, telur, gula pasir, minyak untuk menggoreng.
Rasanya manis, gurih, renyah.



49. Otere otere

Otere artinya tali.
Berbahan tepung terigu, gula pasir, margarin, telur dan minyak untuk menggoreng



50. Sakko' sakko'

Terbuat dari tepung beras, kelapa parut setengah tua dan garam disangrai hingga matang. Saat akan disantap ditambahkan gula pasir.

Ibu saya biasanya membuat kuliner ini saat jelang musim hujan dengan alasan untuk persediaan jika malas gerak saat hujan turun berkepanjangan.

Saat menyantap kuliner ini jangan sambil bicara untuk menghindari jangan sampai tersedak. Intinya harus elegan pada saat makan.
Dalam bahasa Makassar, sakko sakko artinya tersedak sedak.



Sekian...

Ayo ke Makassar 🐟🍖🍌

Ratna Dg Bunga

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Story about me

Perbedaan Body Lotion, Body Cream Dan Body Butter

Mengapa Butuh Hand Cream ?